Apa yang kita bayangkan jika kita mendengar kata surat? Kalau saya pribadi, yang saya bayangkan ketika mendengar kata surat adalah sebuah amplop yang di dalamnya terdapat sehelai kertas dengan tulisan tangan di atasnya. Mungkin kedengarannya jadul banget, tapi memang itulah yang ada di benak saya jika mendengar kata surat.
Surat biasanya ditulis untuk menyampaikan pesan dari si pembuat surat kepada si penerima surat. Isi pesan yang disampaikan pun bisa bermacam-macam, tergantung maksud dan tujuan surat itu dibuat. Surat bisa pula mewakili perasaan si pembuat surat kepada si penerima surat. Ada perasaan rindu, benci, cinta, atau perasaan yang lainnya.
Pada era digital seperti sekarang ini, surat yang ditulis secara pribadi mungkin akan jarang ditemui. Surat yang masih sering kita temui adalah surat-surat yang berkaitan dengan urusan kedinasan. Orang lebih senang berkirim pesan lewat SMS, WA, BBM, atau layanan lain yang memungkinkan untuk berkirim pesan. Selain lebih cepat, layanan pengiriman pesan ini juga amatlah praktis dan tentu saja lebih murah jika dilihat dari segi biaya.
Beberapa tokoh kita kenal melalui kumpulan surat-menyuratnya yang kemudian dibukukan. Salah satunya adalah R.A. Kartini. Bagaimana Kartini menjadikan surat sebagai media untuk menyampaikan pesannya. Isi hatinya, kegundahannya, serta harapan dan cita-citanya disampaikannya melalui surat-surat yang ia kirimkan kepada sahabat penanya.
Surat sebenarnya bisa menjadi sarana curahan hati yang kadang tidak bisa atau belum bisa kita sampaikan secara lisan dengan berbagai alasan. Surat juga bisa bermakna sebagai sebuah penghargaan, dan juga perhatian seseorang.
Saya terbiasa menulis surat untuk suami saya, atau terkadang anak-anak saya. Bisa karena ada peristiwa khusus, atau dapat pula karena ada curahan hati yang tidak dapat saya ucapkan secara lisan. Mungkin kedengarannya agak aneh? Tapi bagi saya, itulah cara saya untuk menyampaikan pesan tertentu secara efektif. Kenapa? Karena dengan surat, kita bisa menyampaikan isi hati kita dengan lebih tertata. Dan yang membacanya pun akan lebih memahami, dan merenungkan isi dari surat yang mewakili perasaan kita tersebut.
Anak-anak saya pun terkadang menulis surat untuk saya. Momen-momen khusus seringkali mereka pakai untuk mengirimkan surat kepada saya. Ketika membacanya, terkadang saya senyum-senyum sendiri mengingat perhatian mereka yang ditujukan khusus untuk saya, ibunya. Ada rasa bahagia, lucu, dan haru bercampur menjadi satu.
Membaca surat satu persatu, menyimpannya di tempat yang baik, membuat anak-anak merasa senang karena merasa diperhatikan dan dihargai. Kadang putri bungsu saya menulis surat kalau ia sedang marah atau merasa bersalah. Yang paling membuat saya terharu adalah perhatian anak-anak terutama putri bungsu saya ketika saya sakit. Ia hampir selalu mengirim surat yang isinya doa harapan kesembuhan bagi saya. So sweet.
Sebenarnya kita manusia selalu memiliki surat yang ditujukan khusus kepada kita. Hanya saja, kebanyakan manusia tidak menyadari akan keberadaannya. Beberapa menyadarinya, tetapi baru menyadarinya saja, mereka tidak melakukan tindakan apa-apa dengan datangnya kesadaran itu. Sebagian yang lain menyadari dan memberikan perhatian pada surat itu, Beberapa lagi yang jumlahnya lebih sedikit, menyadarinya, memberikan perhatian khusus, dan mencoba memahaminya. Dan yang jumlahnya paling sedikit adalah yang menyadari keberadaan surat itu, memberikan perhatian secara khusus, mencoba memahaminya, dan mencoba merealisasikan pesan dari surat tersebut.
Surat yang selalu ada dan dikirimkan khusus untuk kita, adalah surat yang datangnya dari langit. Surat yang seharusnya kita nantikan kedatangannya. Karena surat itu adalah surat cinta yang Allah kirimkan khusus dari langit untuk kita makhluk-Nya. Surat-surat dari langit itu terkumpul dalam sebuah kitab suci, yaitu Al-Quran.
Allah menyampaikan pesan-Nya, aturan-aturan-Nya, dan semua hal yang kita butuhkan untuk perjalanan hidup kita di dunia. Allah Maha Mengetahui apa saja yang kita butuhkan agar hidup kita berada dalam keselamatan dan keberkahan.
"Dan (Al-Quran) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran." (QS Ibrahim : 52)
Surat yang Allah kirimkan khusus untuk kita, apakah sudah kita perlakukan dengan semestinya? Sudahkah kita membacanya, memahami apa yang Allah inginkan dari kita, dan kemudian berusaha melaksanakannya? Bukankah kita juga akan merasa senang, jika surat yang kita kirimkan kepada seseorang dibaca, dipahami dan kemudian dilaksanakan semua permintaan kita?
Jika kita mengharapkan cinta dari Allah, maka perlakukanlah surat-surat-Nya sebagaimana mestinya. Janganlah kita mengharapkan cinta-Nya, tapi kita abai terhadap pesan-Nya yang tertuang dalam surat-surat-Nya.
Jadi, sudahkah kau baca surat dari langit untukmu, hari ini?
Wallahua'lam bishshowab.