Wednesday 9 November 2016

Surat dari Langit



Apa yang kita bayangkan jika kita mendengar kata surat? Kalau saya pribadi, yang saya bayangkan ketika mendengar kata surat adalah sebuah amplop yang di dalamnya terdapat sehelai kertas dengan tulisan tangan di atasnya. Mungkin kedengarannya jadul banget, tapi memang itulah yang ada di benak saya jika mendengar kata surat.


Surat biasanya ditulis untuk menyampaikan pesan dari si pembuat surat kepada si penerima surat. Isi pesan yang disampaikan pun bisa bermacam-macam, tergantung maksud dan tujuan surat itu dibuat. Surat bisa pula mewakili perasaan si pembuat surat kepada si penerima surat. Ada perasaan rindu, benci, cinta, atau perasaan yang lainnya.


Pada era digital seperti sekarang ini, surat yang ditulis secara pribadi mungkin akan jarang ditemui. Surat yang masih sering kita temui adalah surat-surat yang berkaitan dengan urusan kedinasan. Orang lebih senang berkirim pesan lewat SMS, WA, BBM, atau layanan lain yang memungkinkan untuk berkirim pesan. Selain lebih cepat, layanan pengiriman pesan ini juga amatlah praktis dan tentu saja lebih murah jika dilihat dari segi biaya.


Beberapa tokoh kita kenal melalui kumpulan surat-menyuratnya yang kemudian dibukukan. Salah satunya adalah R.A. Kartini. Bagaimana Kartini menjadikan surat sebagai media untuk menyampaikan pesannya. Isi hatinya, kegundahannya, serta harapan dan cita-citanya disampaikannya melalui surat-surat yang ia kirimkan kepada sahabat penanya.


Surat sebenarnya bisa menjadi sarana curahan hati yang kadang tidak bisa atau belum bisa kita sampaikan secara lisan dengan berbagai alasan. Surat juga bisa bermakna sebagai sebuah penghargaan, dan juga  perhatian seseorang.


 


Saya terbiasa menulis surat untuk suami saya, atau terkadang anak-anak saya. Bisa karena ada peristiwa khusus, atau dapat pula karena ada curahan hati yang tidak dapat saya ucapkan secara lisan. Mungkin kedengarannya agak aneh? Tapi bagi saya, itulah cara saya untuk menyampaikan pesan tertentu secara efektif. Kenapa? Karena dengan surat, kita bisa menyampaikan isi hati kita dengan lebih tertata. Dan yang membacanya pun akan lebih memahami, dan  merenungkan isi dari surat yang mewakili perasaan kita tersebut.


Anak-anak saya pun terkadang menulis surat untuk saya. Momen-momen khusus seringkali mereka pakai untuk mengirimkan surat kepada saya. Ketika membacanya, terkadang saya senyum-senyum sendiri mengingat perhatian mereka yang ditujukan khusus untuk saya, ibunya. Ada rasa bahagia, lucu, dan haru bercampur menjadi satu. 


Membaca surat satu persatu, menyimpannya di tempat yang baik, membuat anak-anak merasa senang karena merasa diperhatikan dan dihargai. Kadang putri bungsu saya menulis surat kalau ia sedang marah atau merasa bersalah. Yang paling membuat saya terharu adalah perhatian anak-anak terutama putri bungsu saya ketika saya sakit. Ia hampir selalu mengirim surat yang isinya doa harapan kesembuhan bagi saya. So sweet.





Sebenarnya kita manusia selalu memiliki surat yang ditujukan khusus kepada kita. Hanya saja, kebanyakan manusia tidak menyadari akan keberadaannya. Beberapa menyadarinya, tetapi baru menyadarinya saja, mereka tidak melakukan tindakan apa-apa dengan datangnya kesadaran itu. Sebagian  yang lain menyadari dan memberikan perhatian pada surat itu, Beberapa lagi yang jumlahnya lebih sedikit, menyadarinya, memberikan perhatian khusus, dan mencoba memahaminya. Dan yang jumlahnya paling sedikit adalah yang menyadari keberadaan surat itu, memberikan perhatian secara khusus, mencoba memahaminya, dan mencoba merealisasikan pesan dari surat tersebut.


Surat yang selalu ada dan dikirimkan khusus untuk kita, adalah surat yang datangnya dari langit. Surat yang seharusnya kita nantikan kedatangannya. Karena surat itu adalah surat cinta yang Allah kirimkan khusus dari langit untuk kita makhluk-Nya. Surat-surat dari langit itu terkumpul dalam sebuah kitab suci, yaitu Al-Quran. 


Allah menyampaikan pesan-Nya, aturan-aturan-Nya, dan semua hal yang kita butuhkan untuk perjalanan hidup kita di dunia. Allah Maha Mengetahui apa saja yang kita butuhkan agar hidup kita berada dalam keselamatan dan keberkahan.


"Dan (Al-Quran) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran." (QS Ibrahim : 52)


Surat yang Allah kirimkan khusus untuk kita, apakah sudah kita perlakukan dengan semestinya? Sudahkah kita membacanya, memahami apa yang Allah inginkan dari kita, dan kemudian berusaha melaksanakannya? Bukankah kita juga akan merasa senang, jika surat yang kita kirimkan kepada seseorang dibaca, dipahami dan kemudian dilaksanakan semua permintaan kita?


Jika kita mengharapkan cinta dari Allah, maka perlakukanlah surat-surat-Nya sebagaimana mestinya. Janganlah kita mengharapkan cinta-Nya, tapi kita abai terhadap pesan-Nya yang tertuang dalam surat-surat-Nya.


Jadi, sudahkah kau baca surat dari langit untukmu, hari ini?

Wallahua'lam bishshowab.



Sunday 30 October 2016

Sumpah Pemuda. Kenapa harus Pemuda?





Setiap tanggal 28 Oktober bangsa Indonesia merayakan hari sumpah pemuda. Pembahasan tentang sejarah sumpah pemuda tentulah sudah sering kita baca di buku-buku tentang sejarah Indonesia. Bahkan, di buku-buku pelajaran anak sekolah dasar pun sejarah tentang sumpah pemuda ini kerap dicantumkan.


Sempat terbersit dalam benak saya. Kenapa harus pemuda? Sebenarnya ada apa dengan pemuda? Mungkin kata-kata yang amat terkenal di bawa ini dapat menggambarkan bagaimana eksistensi seorang pemuda.


"Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia." Soekarno 
"Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia." Soekarno


Kata-kata dari Presiden kita yang pertama Soekarno seakan menjawab pertanyaaan saya bahwa kenapa harus pemuda. Quote di atas semakin menggenapkan bahwa mengapa  para pemudalah yang banyak berperan dalam  kancah sejarah, dan diantaranya adalah peristiwa sumpah pemuda.


Sebenarnya hal apakah yang dimiliki seorang pemuda yang membuat banyak pemimpin dunia, pemuka agama, bahkan rakyat jelata pun begitu mengharapkan mereka? Apa karakteristik yang dimiliki seorang pemuda?

 Dalam beberapa literatur dikatakan bahwa pemuda memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Masa mencari identitas.
Masa di mana seseorang sedang mencoba mencari jati dirinya. Masa yang penuh gejolak. Jika masa kecil yang dilalui seorang calon pemuda dilewati dengan baik, maka biasanya bentukan nilai-nilai di dalam dirinya telah tertanam dengan baik. Dari bibit dan didikan yang baik, lahirlah pemuda-pemuda yang menjadi tumpuan masa depan.

2. Mengidentifikasikan diri sebagai pribadi yang mandiri.
Pada masa ini, kemampuan berpikir semakin berkembang, disertai rasa ingin tahu yang besar, ditambah kondisi fisik yang prima, membuat para pemuda ini mulai melepaskan bayang-bayang orang tua dari dirinya.

3. Memperlakukan diri sebagai orang dewasa.
Pemuda dalam literatur umum, bisa dikatakan orang yang mulai meninggalkan masa remajanya menuju kedewasaan. Sehingga wajarlah jika seorang pemuda memperlakukan dirinya sebagai orang yang telah dewasa. Adapun dalam literatur Islam, seorang pemuda adalah orang yang sudah sampai pada masa akil baligh.

4. Memiliki idealisme yang tinggi.
Banyak gerakan-gerakan masa yang dipelopori oleh para pemuda. Hal ini karena mereka memiliki idealisme yang tinggi. Jika ada hal yang menyalahi idealisme mereka, para pemuda ini cenderung bergerak bersama-sama  untuk memperjuangkannya.







5. Masa puncak dari kehidupan seseorang.
Masa terbaik yang dimiliki seorang manusia adalah masa mudanya. Karena pada masa ini kondisi fisik sedang berada pada puncaknya, pikiran juga sangat terbuka, dan sedikit memilik rasa takut. Para pemuda ini biasanya berani mencoba hal yang baru yang dirasakan bersesuaian dengan idealisme yang mereka miliki.


"Pemuda di hari ini adalah pemimpin di masa depan." Imam Syafi'i

Pemuda merupakan aset sebuah bangsa. Kesuksesan sebuah bangsa  ditentukan oleh sikap para pemudanya. Pemuda juga merupakan penerus, pelanjut estafet kepemimpinan dari sebuah bangsa. Jika ingin menghancurkan dan merusak masa depan sebuah bangsa, maka rusaklah para pemudanya. 


Maka ingatlah pesan Rasulullah saw. yang berkaitan dengan para pemuda :

"Aku wasiat-amanatkan kepadamu tentang pemuda-pemuda (angkatan muda) supaya bersikap baik terhadap mereka. Sesungguhnya hati dan jiwa mereka sangat halus. Maka sesungguhnya Tuhan mengutusku membawa berita gembira dan membawa peringatan. Angkatan mudalah yang menyambutku dan menyokongku, sedang angkatan tua menentang dan memusuhi aku. Lalu Nabi membaca ayat Tuhan yang berbunyi : "Maka sudah terlalu lama waktu hidup yang mereka lewati, sehingga hati mereka menjadi beku dan kasar."" 

Wednesday 26 October 2016

Menjadikan Kritik sebagai Pemacu Prestasi






Pasti semua orang pernah mengalami yang namanya dikritik. Tak jarang kritikan-kritikan yang sampai kepada kita membuat kuping merah. Bahkan seringkali kritikan yang pedas membuat kita ingin berlari mundur atau malah berhenti sama sekali.


Pernahkan kita melihat orang-orang yang sukses di bidang yang mereka geluti? Apakah mereka adalah orang-orang yang tidak pernah dikritik? Atau mungkin mereka adalah manusia-manusia super yang turun dari langit. :-D


Rasanya merupakan hal yang mustahil jika ada seseorang yang terbebas dari kritikan sepanjang hidupnya. Dan lebih mustahil lagi, jika orang-orang sukses itu adalah manusia-manusia super yang diturunkan dari langit.


Tentu kita tidak mau menjadi pribadi yang amat mudah menyerah bukan? Jadi bagaimanakah caranya agar kita bisa menghadapi berbagai kritikan yang mampir dalam episode kehidupan kita?


1. Belajar dari Orang-orang Sukses dalam Menghadapi Kritik.
Setiap orang yang sukses dalam kehidupannya, biasanya adalah orang-orang yang sabar dan tangguh menghadapi badai kritikan. Mereka adalah orang-orang yang tahu bagaimana cara menghadapi semua kritikan yang mampir dalam kehidupan mereka. Sangatlah penting dan berguna mempelajari serta meniru bagaimana mereka menjalani hidup terutama yang berkaitan dengan kritik.

2. Berpikir Jernih dalam Menerima Kritik.
Pikiran yang jernih membuat kita lebih bisa memilah dan memilih kritik yang sampai kepada kita, mana kritikan yang sifatnya membangun dan mana kritikan yang sudah sepantasnya kita abaikan.

3. Lebih Memperhatikan Isi daripada Nada Kritikan.
Seringkali setiap orang punya cara dan gaya yang berbeda dalam mengemukakan kritikannya. Ada yang tajam, menukik, bahkan cenderung profokatif. Ada yang menyampaikan kritik dengan cara dan gaya yang lebih tenang. Mungkin cara yang pertama akan lebih membekas dalam batin kita, tapi sekali lagi cobalah untuk memisahkan isi dari kritik dengan cara dan gaya bagaimana kritikan itu disampaikan.

4. Tidak Langsung Menjawab Setiap Kritikan. 
Menjawab dengan tergesa-gesa setiap kritikan yang datang, seringkali bukannya menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah baru. Biasanya seseorang yang menjawab langsung sebuah kritikan sebelum mencernanya dengan baik, akan melakukan pembelaan diri yang seringkali semakin memperburuk keadaan.

5. Terimalah Kenyataan bahwa Kritikan akan Selalu Ada.
Suka atau tidak suka, kritikan akan selalu hadir dalam perjalanan hidup seseorang. Jadi terimalah dan hadapi sebagai sebuah kenyataan.

6. Fokus pada Kritik yang Membangun.
Jadikanlah semua kritik yang membangun sebagai alat pacu untuk melejitkan prestasi kita. Seringkali kritik yang diutarakan dengan cara yang tak terlupakanlah yang membuat kita merasa tertantang untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

7. Kritik Mengingatkan Kita bahwa di Atas Langit Masih Ada Langit.
Sebuah kritikan paling tidak menyadarkan kita, bahwa kita bukan makhluk sempurna. Masih banyak orang yang jauh lebih baik dari kita dalam banyak hal. Memacu diri untuk selalu memperbaiki diri, itu adalah lebih utama.


Disadari atau tidak, sebuah kritikan yang pedas dan menyakitkan apalagi disampaikan di depan banyak orang, akan menimbulkan perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Ada orang yang memandang dengan positif dan menjadi pemicu prestasi dalam kehidupannya, tapi tak sedikit yang berakhir dengan keterpurukan atau malah menimbulkan perasaan dendam yang mendalam.

Maka perlulah kita ingat kata-kata salah seorang Imam Mahzab, Imam Syafi'i :"Siapa yang menasehatimu sembunyi-sembunyi maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di depan khalayak ramai, ia sebenarnya menghinamu."









Karenanya, apabila kita ingin mengkritik seseorang, pikirkanlah baik-baik cara dan bagaimana kita mengkritik. Pikirkanlah kerusakan yang mungkin timbul, hanya karena cara mengkritik yang salah. Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Sebuah sikap yang cukup adil bukan?


Wallahua'lam bishshowab. 

          
                      

Thursday 20 October 2016

Buku adalah Jendela Dunia


                                         



"Aku tahu bahwa setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan lebih luas."
                                                                       
                                                        Jostein Gaarder                                               
Kenapa tiba-tiba saya menulis tentang buku adalah jendela dunia? Jawabnya adalah, yang pertama karena saya termasuk orang yang mencintai kegiatan membaca, yang berarti saya mencintai juga buku. Yang kedua, karena saya pernah menjadi guru pengganti yang bertugas menerangkan tentang pentingnya membaca dan bahwa buku berperan laksana jendela bagi dunia,


Berbicara tentang buku, berarti kita tidak bisa tidak akan berbicara tentang kegiatan membaca. Sebuah kegiatan yang belum tentu disukai semua orang, tapi sangat berguna bagi setiap orang. Dengan membaca sebuah buku, paling tidak pengetahuan kita bertambah dengan apa yang ada pada buku tersebut. Jadi, tidak ada ruginya kalau kita membaca bukan?


Buku-buku yang baik merupakan makanan bergizi bagi otak kita, bagi pengetahuan kita. Semakin sering membaca buku, berarti semakin sering pula kita mengisi tabungan pengetahuan kita. Semakin rutin kita membaca, berarti semakin rutin pula kita mengisi tabungan pengetahun kita. 


"Harta karun di dalam sebuah buku lebih banyak daripada hasil rampasan di seluruh kapal bajak laut Pulau Harta."
                                                              Walt Disney

Apakah fungsi sebuah jendela? Jendela adalah bagian dari sebuah ruangan yang membuat orang-orang yang berada di dalam ruangan itu bisa melihat dunia yang ada di luar ruangan. Lantas apa makna dari buku adalah jendela dunia? Apa kaitan antara buku dan sebuah jendela? Kira-kira seperti itulah pertanyaan murid-murid saya ketika saya menuliskan di papan tulis kalimat "buku adalah jendela dunia".


Saat itu saya meminta murid-murid untuk berjalan dan berdiri di depan jendela yang terletak di samping kelas. Kemudian sayapun bertanya apa yang mereka lihat dari balik jendela. Maka tentu saja jawaban murid-murid kala itu beraneka ragam, Mulai dari benda-benda yang tepat berada di samping kelas, sampai pemandangan yang jauh menembus keluar pagar sekolah. Intinya semua yang berada di luar kelas, yang masih ada pada jarak pandang yang memungkinkan dilihat dari jendela, mereka sebut satu demi satu.


Buku adalah jendela dunia, bisa diartikan bahwa untuk memandang dunia, mengetahui dunia, maka bacalah buku. Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika kita tidak pernah membaca buku, bisa dipastikan bahwa dunia kita akan sangat sempit. Mengapa? Karena yang kita tahu, yang kita jelajahi hanyalah tempat-tempat yang berada di sekitar kita, atau daerah-daerah yang memungkinkan saja untuk kita jelajahi.


Dari buku pula, kita akan mengenal beragam budaya yang sebelumnya tidak kita kenal, bagaimana kehidupan orang-orang di sana, atau  kita bisa mengerti  tentang penderitaan orang-orang di luar sana, yang tentu saja akan  mengajarkan  kita untuk senantiasa mensyukuri kehidupan.


Betapa bahagianya kita, ketika bisa bertemu dengan tokoh panutan kita. Tapi bagaimana jika tokoh tersebut sudah lama meninggalkan kita dari kehidupan di dunia? Jawabannya adalah dengan membaca buku tentang tokoh tersebut. Membaca kisah perjalanan hidup mereka, bagaimana kiprah mereka, apa pemikiran-pemikiran mereka yang paling fundamental tentang hidup, bagaimana mereka menghadapi berbagai rintangan hidup, Dari sana tentulah kita serasa pernah mengenal mereka, pernah berjumpa dengan mereka.


Alangkah kayanya pemahaman kita, jika  banyak membaca buku. Darinya, kita dapat mempelajari sejarah yang terjadi di dunia ini, semua hal yang baik dan buruk yang pernah terjadi dapat kita pelajari lewat buku. Langkah-langkah keberhasilan suatu bangsa maupun kehancurannya dapat kita temui dengan membaca buku.


Buku, membuat kita melintasi waktu dan peristiwa. Buku juga membuat kita tersenyum bahagia, tapi bisa juga membuat kita merasa teramat lara. Menggambarkan sebuah peristiwa dalam imajinasi kita, membayangkan rupa dan sikap para tokoh, bisa kita rasakan manakala kita membaca buku. Imajinasi anak-anak kita semakin berkembang dengan membaca buku.


Jadi adalah tepat jika kita mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Buku membuat kita dapat memandang dunia yang jauh berada di luar kita, bahkan buku pula membuat kita serasa pernah mengunjunginya. Buku membuat kita mengenal begitu banyak orang di luar sana. Dan buku jugalah yang menuntun kita agar jangan pernah berhenti bermimpi.


"Buku yang kubaca selalu memberi sayap-sayap baru. Membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintasi waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai, sambil bermain di lengkung pelangi."

       Abdurrahman Faiz, Aku Ini Puisi Cinta 

Wallahua'lam bishshowab







Tuesday 18 October 2016

Muridku yang Spesial

Dia adalah muridku yang spesial, sebut namanya Cita. Perawakannya imut, mungil, dan lucu. Cita anak yang sangat pemalu. Suara Cita sangat pelan, sehingga saya harus menempelkan telinga saya ke dekat mulutnya agar suara Cita terdengar.

Cita sangat lamban dalam menerima pelajaran. Hampir di setiap mata pelajaran dia tertinggal dari murid yang lain. Sebagai gurunya, saya seringkali merasa sedih jika ada guru lain yang bersuara agak keras karena Cita sering salah atau tidak memahami  perintah si guru. 

Kala itu saya baru saja mengajar di sebuah sekolah dasar di kota Bandung. Saya mengajar pelajaran matematika di kelas satu dan dua. Dengan pengalaman mengajar yang masih minim, ditambah saya juga bukan lulusan dari perguruan tinggi keguruan, memiliki murid seperti Cita sungguh merupakan tantangan tersendiri bagi saya.

Membaca, bertanya, dan mengamati adalah modal saya sebagai seorang guru. Salah satu tekad saya adalah membuat anak-anak mencintai belajar, merasa bahagia untuk belajar, terutama dalam mata pelajaran matematika.

Banyak metoda yang saya berikan kepada murid, dan yang paling sering saya lakukan adalah menggunakan metoda bercerita dalam pelajaran matematika, juga dalam penerapan nilai-nilai dasar kehidupan. Metoda bercerita juga seringkali saya gunakan untuk membantu menyelesaikan persoalan di antara para murid.

Cita adalah salah satu murid yang sangat menyukai metoda bercerita ini. Dia lebih bisa mengekspresikan perasaannya ketika mendengarkan sebuah cerita atau ketika sesekali Cita bermain dengan teman-temannya, sayangnya Cita jarang sekali terlihat sedang bermain. Cita lebih sering bermain dengan dirinya sendiri.

Waktu istirahat yang masih luang, atau ketika anak-anak lain sudah mengerjakan tugasnya adalah saat di mana saya sering meluangkan waktu berdua saja dengan Cita. Cita sering menarik-narik baju saya ketika ia ingin menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti. Saya akan memintanya menunggu, sampai saya memiliki waktu berdua saja dengannya.

Mencoba menerangkan sebuah sub mata pelajaran kepada Cita seringkali menguras tenaga saya. Cita sangat sulit memahaminya. Satu hal yang saya yakini adalah pasti ada cara terbaik untuk membuat Cita mengerti pelajaran yang saya terangkan. Satu metoda gagal, maka saya coba metoda yang lain. Begitu terus saya lakukan kepada semua murid saya, terutama untuk anak-anak yang mempunyai kemampuan hampir sama dengan Cita.

Sungguh, bagi saya Cita adalah anugrah. Berkat Cita saya terpacu untuk membaca banyak buku, Berkat Cita pula saya mencoba menyelami bagaimana kalau saya seperti Cita, hal apa yang membuat saya memahami suatu pelajaran. Kadang ketika saya berdua dengan Cita, saya pandangi sosoknya. Saat itu saya berpikir, apa yang harus saya lakukan agar Cita mengerti, agar Cita tidak jauh tertinggal dari teman-temannya. Saya yakin, Allah tidak pernah menciptakan produk yang gagal. Yang terjadi hanyalah, kita tidak cukup tekun dan sabar dalam menjawab semua tantanganNya.

Salah satu momen terbahagia saya adalah ketika Cita bisa mengerti pelajaran yang saya ajarkan dengan metoda yang paling pas untuknya. Saat itu, rasanya saya menjadi guru paling bahagia di dunia. Bagi seorang guru, salah satu hal yang paling membahagiakan adalah membuat muridnya yang paling sulit menerima pelajaran menjadi mengerti dan memahami pelajaran itu.

Akhir tahun pelajaran menjadi saat yang paling menyedihkan. Orangtua Cita memutuskan untuk memindahkan Cita dari sekolah tempat saya mengajar. Alasannya, beban sekolah ini terlalu berat untuk Cita. Tapi satu hal yang membuat saya sangat terharu adalah ketika ibu Cita membisikkan sebuah pesan dari Cita, "Ibu, Cita bercita-cita ingin menjadi guru matematika seperti ibu. Matematika adalah pelajaran yang paling Cita sukai."

Mungkin orang menyebut saya sebagai guru bagi Cita, tapi yang sebenarnya adalah Citalah yang merupakan guru bagi saya. Anak-anak spesial seperti Cita, membuat kami para guru harus lebih ekstra belajar. Belajar untuk menjadi guru yang lebih baik, 

Wallahua'lam bishshowab.